Rokan Hilir TINTARIAU.COM.Bagansiapiapi Rabu 31 /05 /2016 – Seorang Oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rohil (Rohil) nekat memalang ruangan kepala badan (Kaban) dan Sub bagian keuangan, Rabu (31/5/2017) pagi gara-gara uang surat perintah perjalanan dinas (SPPD) tidak penuh dibayarkan oleh instansi tersebut.
Sebelumnya, hal yang sama juga terjadi di sekretariat DPRD Rohil dengan memalang ruangan Sekwan dan bagian keuangan lantaran dana reses belum dibayarkan.
Ironisnya, setelah dua ruangan di BPBD itu dipalang menggunakan kayu, oknum ASN yang memegang jabatan sebagai Kasi Unit Darurat itu mengunggahnya ke jejaring sosial, Facebook (FB).
Di dalam akun Facebook atas nama Win Destin (Juli Destin, red) dituliskan bahwa pemalangan ruangan itu karena Kaban dan bendahara tidak ngantor dan tidak membayarkan uang SPPD PNS yang telah melaksanakan tugasnya,” tulisnya.
Pemalangan ruangan itu dilakukan saat Kaban BPBD Rohil, H Azhar Achmad Ali SE.MSi tengah mengikuti rapat persiapan iven Ritual Bakar Tongkang (RBT) di Disperindagpas Rohil, Jalan Utama, Bagansiapiapi.
“Saya baru saja mendapatkan informasi dari staf kalau ruangan saya dan ruangan sub bagian keuangan dipalang menggunakan kayu. Makanya saya memutuskan keluar dari rapat dan bergegas ke kantor. Begitu sampai di kantor, palang kedua ruangan itu sudah dibuka oleh staf BPBD lainnya. Dan pemalangan ini dilakukan oleh kasi unit Darurat BPBD Rohil dan kemudian mengunggahnya di Facebook,” kata Azhar ketika dihubungi MRNetwork melalui selulernya.
Ia mengaku memang ada sebagian SPPD pegawai yang belum dibayarkan karena keuangan sulit. “Untuk pegawai atas nama Win Destin hanya satu (1) SPPD yakni Musrenbang di Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah kemaren sebesar Rp800 ribu. Akan tetapi sudah kita bayarkan Rp500 ribu dan berhutang sebesar Rp300 ribu saja,” terang Azhar.
Ditambahkan mantan Asisten III bidang Kesra Setdakab Rohil itu, rencananya kekurangan uang SPPD itu mau dibayarkan, akan tetapi sebutnya kas daerah lagi dalam kondisi keuangan yang sulit, makanya didahulukan yang lebih penting terlebih dahulu, “namun kekurangan itu tetap akan dibayarkan,” katanya.
Ia juga menyesalkan apa yang telah dilakukan bawahannya tersebut. “Sebenarnya cara aja yang salah, harusnya temui saya dan bicarakan dengan baik, kita takut hal ini memancing kantor-kantor lainnya berbuat hal yang sama,” ucap Azhar sembari mengatakan bukan oknum tersebut saja SPPD nya yang tidak dibayar penuh, akan tetapi masih ada pegawai lainnya.
Sementara itu, Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi, H Syafnurizal SE didampingi Kasi Unit Darurat BPBD, Juli Destin saat dijumpai mengatakan kalau pemalangan yang dilakukan di pintu kaban dan sub keuangan di instansinya itu dilakukan secara beramai-ramai oleh staf BPBD Rohil.
“Hal ini dilakukan karena kekecewaan yang salah satunya SPPD belum dibayarkan ditambah lagi Kepala Badan jarang ngantor dalam dua pekan terkahir,” katanya.
“Sudah lebih dari dua minggu Kaban tak masuk. Kita juga sudah sering koordinasi bersama Kaban tapi tidak ada jawaban,” kata Syafnurizal. Bahkan tambahnya sebelum pemalangan di kantor tersebut beberapa Kabid bahkan Sekretaris BPBD, Ir Nahrawi duduk bersama membahas tentang Asessement karena dua orang lulus 27 besar dari kantor BPBD. Tak lama para staf sudah tak bisa menahan diri dan akhirnya memutuskan untuk memalang ruangan Kepala Badan dan Sub Bagian Keuangan.
Sekitar jam 10.00 WIB Para staf naik dan langsung memalang kedua ruangan tersebut. Para staf kesal, karena selain Kaban Bagian Keuangan juga jarang masuk. Bahkan Syafnurizal berpesan agar jangan sampai ada perbuatan anarkis saat pemalangan berlangsung. Ia selaku Kabid tak menyuruh dan juga tak melarang, hanya saja meminta jangan sampai merusak barang-barang.
“Sampai tadi pagi Kaban tak masuk, infonya uang ada tapi hak-hak kita seperti SPPD hampir semua belum dibayarkan,” katanya. Bahkan sebutnya, Kabid sendiri mau puasa memerlukan uang dan mencoba menghubungi Kaban untuk meminjam uang yang bisa dibayarkan melalui dana SPPD namun hingga detik ini tidak digubris.
Ia juga mengaku selama ini Kabid-Kabid tidak diberdayakan sehingga adanya gerakan para bawahan agak sulit dikendalikan. “Sebelum Ramadan juga ada kejadian perusakan di bagian triplek-triplek bagian bawah harusnya jadi pembelajaran, apalagi para honorer kita juga kasihan kantor lain dapat uang daging sementara honorer kita tidak dapat,” tegasnya.
Sudah berkali-kali diminta dibayarkan hak-hak namun belum tuntas. Memang ada pembayaran sebesar Rp500 ribu tiap pemilik SPPD. “Itupun tak semua dapat ada yang tidak, Alasannya uang kurang makanya kita mau memberikan masukan sulit karena Kaban belum merangkul kita,” pungkasnya.
(tintariau.com/Jum’s)