Produsen Otomotif AS Serukan Penolakan Tarif Impor 25% ke Trump, Khawatirkan PHK Massal

Produsen Otomotif AS Serukan Penolakan Tarif Impor 25% ke Trump, Khawatirkan PHK Massal
Photo by: pexels.com
banner 120x600
banner 468x60

WASHINGTON – Sejumlah raksasa otomotif dunia yang beroperasi di Amerika Serikat, termasuk Toyota, Hyundai, General Motors, dan Volkswagen, secara bersama-sama menyurati Presiden Donald Trump menentang rencana penerapan tarif impor mobil dan suku cadang sebesar 25%. Dalam surat yang juga ditandatangani puluhan asosiasi industri, mereka memperingatkan aturan ini berisiko memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal hingga kebangkrutan di sektor otomotif AS.

Surat Bersama yang Langka

Surat yang ditujukan kepada Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Menteri Keuangan Scott Bessent itu menyatakan tarif akan mengacaukan rantai pasok global.

banner 325x300

“Tarif suku cadang mobil akan mengacaukan rantai pasokan otomotif global dan memicu efek domino… harga mobil lebih tinggi bagi konsumen, penjualan lebih rendah di diler, serta perawatan kendaraan yang lebih mahal,” tulis mereka, seperti dikutip Detroit Free Press.

Penandatangan mencakup Aliansi Inovasi Otomotif, Dewan Kebijakan Otomotif Amerika, Asosiasi Dealer Mobil Nasional, dan MEMA (Asosiasi Pemasok Kendaraan).

“Banyak pemasok sudah dalam kesulitan dan akan menghadapi penghentian produksi, PHK, dan kebangkrutan. Hanya perlu satu pemasok gagal untuk menghentikan lini produksi,” tambah surat tersebut.

Dampak Langsung: PHK dan Penundaan Impor

Carla Bailo, CEO ECOS Consulting dan mantan Presiden Center for Automotive Research, menyebut kolaborasi ini sebagai langkah luar biasa.

“Biasanya, setiap pihak mengirim catatan terpisah. Tapi dampak tarif sangat besar, sehingga bersatu lebih efektif,” ujarnya kepada Detroit News.

Dampak tarif telah terlihat: beberapa produsen menghentikan sementara impor ke AS, sementara Volvo terpaksa mem-PHK ratusan pekerja. Sejumlah merek juga menunda kenaikan harga untuk jangka pendek guna menekan gejolak pasar.

Protes Industri vs Kebijakan Trump

Kebijakan tarif Trump, yang rencananya berlaku mulai 3 Mei 2025, dinilai industri sebagai ancaman eksistensial. Para produsen khawatir kenaikan biaya produksi akan dibebankan ke konsumen, mengurangi daya beli, dan akhirnya memangkas lapangan kerja.

Langkah Selanjutnya:

  • Pemerintah AS belum memberikan respons resmi atas surat protes tersebut.

  • Industri otomotif AS memantau perkembangan siap mengajukan gugatan hukum jika tarif tetap diberlakukan.

Analisis:
Kebijakan proteksionis Trump ini mengulang skema 2018 saat AS memicu perang dagang dengan Uni Eropa dan Tiongkok. Namun, kali ini penolakan justru datang dari dalam negeri, menandakan resistensi kuat dari pelaku industri.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *