TINTARIAU.COM. Bagansiapiapi,Jum’at 17 / 02 / 2017 – Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir ( PemkabRohil) akan menggali kembali berbagai situs peninggalan zaman ke pemerintahan Belanda dan Portugis yang ada di Kota Bagansiapiapi. Selain mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor kepariwisataan tentunya juga sebagai salah satu bentuk dan upaya pemerintah daerah untuk mengangkat kembali nama ibu Kota Bagansiapiapi yang memiliki banyak sejarah agar tidak hilang hingga sampai ke anak cucu.
Sebagaimana yang diketahui, dulunya Kota Bagansiapiapi sangat berjaya dan mendapatkan predikat sebagai kota nomor satu penghasil ikan di Indonesia dan nomor dua di dunia setelah negara Norwegia. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya bekas besi tiang pelabuhan internasional yang terletak di areal perkantoran Bea Cukai (BC) Pratama Bagansiapiapi yang panjangnya lebih kurang 200 meter. Konon bekas besi tua pelabuhan itu dulunya dibangun oleh pemerintah belanda pada tahun 1931.
Selain dari pada itu, kejayaan Kota Bagansiapiapi dulunya juga dibuktikan dengan berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada tahun 1917 di Bagansiapiapi yang menandakan perekonomian masyarakat pada saat itu sudah maju. Kemudian pada tahun 1946 pelabuhan itu tidak bisa lagi dipergunakan akibat terjadinya pendangkalan laut yang membuat kapal dunia tidak bisa berlayar dan berlabuh di pelabuhan tersebut.
Menanggapi hal itu, Sekdakab Rohil, Drs H Surya Arfan MSi didampingi Kadis keuangan dan aset daerah H Syafruddin HS, Kepala Tata Usaha (KTU) Pimpinan M Zean melakukan peninjauan ke beberapa tempat situs peninggalan Belanda dan Portugis pada Kamis (16/2/17) sore. Ia berjanji dalam waktu dekat dirinya akan meminta Dispora dan Disdik Rohil untuk mendata dan membenahi berbagai situs peninggalan sejarah yang ada di Rohil, khususnya di Bagansiapiapi.
“Wisata pokok kita saat ini hanya Ritual Bakar Tongkang, dan wisata bahari Pulau Jemur. Namun situs peninggalan sejarah yang ada juga memiliki nilai jual dan jika digali dengan maksimal akan mampu menambah PAD. Maka dari itu kita minta Disparpora untuk melakukan pendataan dan membenahi situs yang ada secara maksimal,” pinta Surya Arfan. Disebutkan, saat ini bekas pelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan ekspor impor dunia saat ini masih ada besinya.
Maka dari itu kita berupaya untuk membangkitkan kembali sejarahnya agar anak cucu kita nanti mengetahui kalau Bagansiapiapi dulunya pernah berjaya di mata dunia. Kemudian yang akan digali sejarahnya adalah rumah dinas BRI yang telah berdiri sejak tahun 1836, rumah kapitan, dan water leading yang telah dibangun pemerintah belanda pada tahun 1924. “Kalau rumah dinas BRI akan kita jadikan museum dan sejarahnya akan kita gali. Sementara situs lainnya akan kita benahi dengan baik,” janjinya.
Selain itu lanjutnya, RSUD Dr RM Pratomo juga akan dijadikan situs bersejarah. Dimana rumah sakit itu dulunya dibangun oleh pratomo yang istrinya orang Belanda. “Sebenarnya banyak situs bersejarah, namun belum kita gali secara masimal. Makanya kita telah bertekad untuk menggali dan membenahi berbagai situs bersejarah di negeri seribu kubah ini agar sejarah tidak terlupakan hingga akhir zaman,” pungkasnya.
(tintariau.com/Jum’s)