BAGANSIAPIAPI, ( Tinta Riau ) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Rokan Hilir (Rohil) menggelar Rohil Medical Update I. Kegiatan ini dilaksanakan melalui seminar dan talk show tata laksana eksaserbasi asma pada anak dan dewasa, ethicolegal in daily practice, upaya hukum terhadap jasa kesehatan dan deteksi dini penyakit HIV AIDS pada rongga mulut.
Melalui kegitan yang dilaksanakan di aula lantai V Hotel Lion Rabu (12/10) di Bagansiapiapi ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara IDI dan PDGI Kabupaten Rohil dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mahatva.
Dalam sambutannya Wakil Bupati Rohil, Drs Jamiluddin menyindir adanya dokter yang tidak berada di tempat, padahal telah ditugaskan dan di gaji oleh pemerintah.
“Dokter yang tidak berada ditempat itu sesuai dengan hasil peninjauan dilapangan seperti Dokter yang bertugas di Puskesmas Panipahan, Bagan sinembah, bahkan terakhir dicek di jalan Nelayan,” Bebernya.
Pemkab Rohil katanya akan mengevaluasi penempatan dokter yang menumpuk pada suatu tempat. “Padahal secara kuantitas dokter berjumlah 160 orang tersebar pada 18 kecamatan namun saat ini kita masih kekurangan dokter sebanyak 80 orang, “Ujarnya.
Sementara itu, Ketua IDI Cabang Rohil, Dr Suratmin SpA menyatakan, acara Rohil Medical Update 1 sebenarnya sudah ketinggalan dibandingkan kegiatan IDI Cabang Dumai yang sudah melaksanakan selama tiga kali, sehingga akan dilaksanakan rapat mengejar ketertinggalan tersebut.
Berdasarakan data nasional menurut Suratmin, untuk daya saing Indonesia turun dari urutan 38 jadi 41 parameter penilaian. salah satu menurunnya urutan itu difaktori oleh kesehatan. Sementara penyakit TBC pada urutan 132 dari 138 negara, maka setelah ada dokter spesialis paru-paru di Rohil penyakit TBC itu bisa ditekan.
Sedangkan dari data penduduk Rohil 627 ribu jiwa lebih, rasio kebutuhan dokter berdasarkan WHO, 40 dokter dibanding 100 ribu penduduk. Seharusnya dokter di Rohil sebanyak 240 orang, namun baru tersedia dokter 160 orang, masih kurang 80 dokter. Dokter yang adapun katanya masih menumpuk pada suatu tempat. (trisno)
Melalui kegitan yang dilaksanakan di aula lantai V Hotel Lion Rabu (12/10) di Bagansiapiapi ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara IDI dan PDGI Kabupaten Rohil dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mahatva.
Dalam sambutannya Wakil Bupati Rohil, Drs Jamiluddin menyindir adanya dokter yang tidak berada di tempat, padahal telah ditugaskan dan di gaji oleh pemerintah.
“Dokter yang tidak berada ditempat itu sesuai dengan hasil peninjauan dilapangan seperti Dokter yang bertugas di Puskesmas Panipahan, Bagan sinembah, bahkan terakhir dicek di jalan Nelayan,” Bebernya.
Pemkab Rohil katanya akan mengevaluasi penempatan dokter yang menumpuk pada suatu tempat. “Padahal secara kuantitas dokter berjumlah 160 orang tersebar pada 18 kecamatan namun saat ini kita masih kekurangan dokter sebanyak 80 orang, “Ujarnya.
Sementara itu, Ketua IDI Cabang Rohil, Dr Suratmin SpA menyatakan, acara Rohil Medical Update 1 sebenarnya sudah ketinggalan dibandingkan kegiatan IDI Cabang Dumai yang sudah melaksanakan selama tiga kali, sehingga akan dilaksanakan rapat mengejar ketertinggalan tersebut.
Berdasarakan data nasional menurut Suratmin, untuk daya saing Indonesia turun dari urutan 38 jadi 41 parameter penilaian. salah satu menurunnya urutan itu difaktori oleh kesehatan. Sementara penyakit TBC pada urutan 132 dari 138 negara, maka setelah ada dokter spesialis paru-paru di Rohil penyakit TBC itu bisa ditekan.
Sedangkan dari data penduduk Rohil 627 ribu jiwa lebih, rasio kebutuhan dokter berdasarkan WHO, 40 dokter dibanding 100 ribu penduduk. Seharusnya dokter di Rohil sebanyak 240 orang, namun baru tersedia dokter 160 orang, masih kurang 80 dokter. Dokter yang adapun katanya masih menumpuk pada suatu tempat. (trisno)