Diduga RSUD Dumai Kolaps , Plt.Dirut RSUD tak mampu perbaiki menagement

0
1849

 

TINTARIAU.COM Dumai, Minggu, 29 / 08 / 2021 – Untuk menjadikan kota Dumai Kota Idaman ( DKI), Dumai perlu berbenah diri, dengan mencari trobosan terobosan baru, supaya nantinya Dumai bisa menjadi kota alternatif untuk tujuan berobat selain Pekan baru.

Jika kita berbicara tentang berobat dan rumah sakit, pastinya kita akan tertuju pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai , RSUD Kota Dumai juga masuk dalam skala perioritas  dan menjadi perhatian Walikota Dumai, H. Paisal , di dalam visi dan misinya, Beliau berjanji akan memberikan berobat gratis bagi masyarakat dumai yang tidak mampu .

Diduga Plt Dirut RSUD Kota Dumai Drg.Ridhonaldy yang di angkat oleh H. Paisal ,diduga tidak mampu mengelola menagement RSUD Kota Dumai secara profesional dan terarah, malah diduga semakin memburuk selama mengelola managemen di RSUD Kota Dumai.

Dengan adanya info RSUD Dumai koleps , tim Investigasi yang terdiri dari Pimda Lembaga Komando Pemberantasan Korupsi ( Lembaga K.P.K ) , LBH POSBAKUMADIN bersama awak media tintariau.com, melakukan investigasi dilapangan .

Ketika wartawan tintariau.com,  mengkonfirmasikan kepada salah seorang narasumber yang layak dipercaya , seorang pegawai RSUD Kota Dumai dan juga seorang ASN, yang bersangkutan minta jati dirinya dirahasiakan .

Sebut saja namanya Mr X, beliau mengatakan kepada kami, awak media tintariau.com, “RSUD Dumai ini diduga sudah kolaps Bu, ketika ditanyakan mengapa bisa RSUD Dumai di duga kolaps, Mr X menjelaskan bahwa penyebab RSUD Dumai , disebabkan karena RSUD Dumai saat ini mempunyai hutang yang sudah mencapai 30 M.

Masih menurut Mr X, coba kita pikirkan dan bayangkan, saat ini persedian obat obatan sudah menipis, ini sudah lama terjadi di RSUD Dumai, sudah hampir dua tahun ini, tidak pernah ada pembenahan tentang obat obatan, ini sangat memperhatinkan bagi kami yang bekerja  melihat kondisi sekarang ini ,begitu juga dengan BHP (Bahan Habis Pakai)

RSUD Dumai juga krisis persedian oksigen,ini terjadi sudah dua mingguan ini, di duga banyak pasien Covid-19 yang meninggal dunia di RSUD Dumai dikarenakan kekurangan oksigen, sementara pasien yang terdampak Covid-19 sangat  membutuhkan oksigen.

Di tempat terpisah ketika dikonfirmasikan kepada L, yang juga karyawan RSUD Dumai, terkait dengan krisis obat obatan ini apakah sudah pernah mengajukan permintaan pengadaan obat obat yang sudah tidak ada , L menjelaskan, bahwa Kami sudah pernah mengajukan kepada pimpinan , tapi tidak ada tanggapan , kami harus mengorder dulu , jika obat obatan tidak ada bagaimana kami bisa bekerja secara optimal.

Di tempat terpisah, ketika  diminta klarifikasi dari dr.syaiful sebagai Plt. Kepala Dinas Kesehatan Dumai, terkait banyaknya permasalahan yang ada di RSUD Dumai, dr. Syaiful mengatakan, “Saya tidak bisa berkomentar apa-apa, laporan tidak ada masuk pada kami selaku dewan pengawas , jika ada laporan masuk terkait RSUD Dumai , kami selaku dewan pengawas akan menindak lanjuti , membentuk tim dan berkoordinasi langsung serta menerima arahan dari Bapak Wali Kota Dumai terkait RSUD Dumai “.

Ketika ditanyakan terkait uang jasa covid-19 yang belum di bayarkan, dr. Syaiful mengatakan,” uang jasa covid sudah kita bayarkan beberapa hari yang lalu. Dr. Syaiful juga mengatakan kalau masalah lainnya di RSUD Dumai , saya tidak tau tapi kalau masalah covid-19 silahkan saja bertanya ungkap dr. Syaiful.

Di tempat terpisah wartawan tintariau.com mempertanyakan hal ini kepada H.Hasrizal yang biasa di panggil Opung beliau adalah anggota DPRD kota dumai, dewan dari partai PAN dan juga ketua komisi III yang membidangi kesehatan, beliau  di dampingi oleh Sekretarisnya  yang juga dewan dari partai PAN yaitu Bapak Rizal , RSUD Dumai merupakan mitra DPRD KOTA DUMAI , yang membidangi kesehatan , terkait RSUD dalam kondisi kolaps, Hasrizal mengatakan RSUD Dumai tidak kolaps, tetapi pemasukan di RSUD Dumai saat ini berkurang.

Terkait stok obat-obatan yang menipis dan BHP ( Bahan Habis Pakai ) ikut juga menipis ,  apakah dana BLUD bisa digunakan?, Hasrizal mengatakan, bahwa dana BLUD RSUD dumai bisa di gunakan untuk apa saja seperti pembelian obat-obatan , penyediaan BHP ( Bahan Habis Pakai ) dan untuk perbaikan alkes jika ada kerusakan.

Masih menurut H.Hasrizal dana BLUD bisa digunakan untuk apa saja , tak perlu meminta  persetujuan Bapak Walikota dan tak perlu persetujuan DPRD Dumai bebas digunakan oleh RSUD Dumai.

Ketika awak media mempertanyakan , saat ini obat-obatan lagi krisis sementara pembangunan di RSUD Dumai terus berjalan , kenapa tidak di utamakan obat-obatan dan menyediakan BHP dulu ketimbang melakukan pembangunan, padahal obat-obatan serta BHP ini untuk kepentingan masyarakat banyak untuk kesehatan masyarakat , Hasrizal menjawab, kalau masalah itu nanti saya akan panggil Dirut nya

Di tempat terpisah ketika diminta pendapat Ketua Pimda Lembaga Komando Pemberantasan Korupsi (Lembaga KPK) ,Sutrisno mengatakan, ”

Ketika kita melihat , mendengar  , diduga dirut RSUD Dumai tidak Punya Progam kerja , seharusnya membuat program kerja , rapat kerja di RSUD tanyakan apa yang kurang , setiap kegiatan itu terencana dan terukur dalam pelaksanaan kerja di RSUD Dumai , contoh ketika obat obatan sebelum menipis harus sudah di cek agar persedian obat obatan tersebut tersedia di apotik RSUD Dumai jangan sampai persediaan menipis ,malah kita dengar sampai dua tahun obat obatan krisis , serta kita  juga mendengar BPH ( Bahan Habis Pakai ) ikut juga krisis.

Begitu juga dengan Oksigen , karna ini sangat amat di butuhkan oleh pasien yang terpapar positif Covid-19  , seharusnya jauh jauh hari sudah di rencanakan , jangan sampai menunggu kelangkaan dalam pasokan oksigen , baru di order .

Masih menurut Sutrisno selaku Ketua Pimda Lembaga K.P.K Dumai , di saat kiris obat obatan

dimasa masa pendemi covid-19 , seharusnya mengutamakan obat obat tan , BHP , serta oksigen untuk  kesehatan masyarakat , terutama pasien yang terpapar positif covid-19 , dan mengurangi kegiatan pembangunan  berbentuk fisik .

Diduga lemahnya Pengawasan di RSUD Dumai , sehingga lebih banyak melakukan pembangunan fisik , seperti pembangunan lahan parkir , pembangunan kenopi , pembangunan retribusi elektronik  untuk perparkiran , pengecetan , padahal ini kan bisa ditunda pekerjaan nya , diduga dikerjakan oleh saudara dekat dengan pejabat,dan kerabat .

Menurut saya utamakan dulu obat obatan dan kebutuhan medis lainnya untuk kesehatan masyarakat kata Sutrisno mengakhiri ucapannya.

( Redaksi TR / Sri.N )

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini