JAKARTA TINTARIAU.COM Senin ,13 November 2023 – Asosiasi guru dari National Institute of Education (NIE) Singapura mengunjungi BMKG pada Selasa pagi (12/09/23). Asosiasi guru tersebut terdiri dari guru-guru yang mengajar di jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
Kunjungan ini merupakan salah satu program Management and Leadership in Schools yang diselenggarakan dan disponsori oleh NIE, Singapura. Tujuan diadakannya kunjungan ini adalah untuk meningkatkan wawasan para guru dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Harapannya, para guru dapat meneruskan informasi yang didapat di BMKG dan mengedukasi murid-murid mereka di Singapura. “Kami tertarik belajar tentang cuaca, iklim, dan gempa bumi di BMKG karena Indonesia banyak diberitakan media massa tentang kondisi wilayahnya yang rawan bencana”, ujar Tay Chye Huat, salah seorang guru.
Acara diawali dengan penyampaian materi di Ruang Media Centre oleh Siskaria dari Pusat Meteorologi Publik dan Gloria Simangunsong dari Pusat Gempabumi dan Tsunami.
Materi yang dipresentasikan oleh kedua pembicara mencakup informasi produk pelayanan serta program unggulan BMKG di bidang cuaca serta gempabumi. Usai kedua narasumber menyampaikan materinya, para guru diberi kesempatan bertanya dan berdiskusi.
Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi Simulator Gempa Bumi. Di sini, para guru diberi kesempatan untuk merasakan sensasi guncangan dari dua kondisi gempa yang pernah terjadi di Lombok, NTB. Mereka juga diajarkan cara mitigasi serta evakuasi mandiri ketika terjadi gempabumi.
Kunjungan dilanjutkan ke ruang operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang dibimbing oleh Said Kristyawan. Para guru terlihat berpencar ke beberapa narasumber untuk memperoleh penjelasan mendalam terkait sistem kerja di InaTEWS.
Masing-masing dari mereka tampak menginginkan informasi yang lebih spesifik terkait sistem monitoring gempa dan tsunami di BMKG. Selanjutnya para guru diajak mengunjungi ruang operasional Climatology Early Warning System (CEWS) yang dipandu oleh Siswanto.
Ia menjelaskan sistem monitoring iklim BMKG, produk iklim yang dihasilkan BMKG, hingga program unggulan BMKG di bidang iklim.
“BMKG juga memiliki produk informasi iklim yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu peringatan dini demam berdarah. Jadi informasi BMKG sudah lebih aplikatif, tidak hanyak prediksi semata”, terang Siswanto.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama di depan gedung A dan pemberian cinderamata spesial dari BMKG. Kunjungan ini diharapkan dapat mengenalkan BMKG lebih dalam kepada para guru yang nantinya akan mengajarkannya lagi kepada murid-muridnya di Singapura.
( Redaksi TR / Sri.N/ Rilis )