PEKANBARU (TintaRiau.com) Baru baru ini Selasa 25 Oktober 2016 – Kabupaten Kepulauan Meranti bukan saja terkenal sebagai daerah penghasil sagu kualitas premiun terbesar di Indonesia, tapi juga terkenal sebagai daerah yang memliki berbagai olahan sagu bercita rasa tinggi mulai dari makanan hingga minuman.
Hal itu didukung pula oleh potensi tanaman Sagu di Kabupaten Meranti yang menjadi sumber penghasilan 20 persen masyarakat yang luasnya mencapai 44,657 Ha atau 2.98 Persen tanaman Sagu Nasional, dengan jumlah Produksi Pertahun mencapai 440 Ton lebih.Di daerah ini, seiring gencarnya dukungan dari Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Drs H Irwan MSi dalam mempromosikan Sagu sebagai alternatif makanan pokok Nasional, ratusan jenis makanan dan minuman olahan Sagu telah berhasil diciptakan oleh masyarakat maupun praktisi kuliner. Hebatnya lagi, sebagian besar merupakan makanan keseharian yang telah turun-temurun diwariskan. Sebut saja Sempolet (Bubur Sagu), Mie Sagu, Lempeng Sagu, Cendol Sagu, Degup, Kepurun, Ongol-Ongol dan banyak lagi.Begitu banyaknya jumlah olahan makanan dan minuman Sagu yang dihasilkan oleh masyarakat di Meranti, ternyata menarik perhatian pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk diberikan rekor MURI. Di sempena acara Riau Food Festival 2016 yang berlangsung mulai hari ini Selasa (23/10/2016) sampai Jumat (26/10/2016) di Halaman Kantor Gubernur Riau, ratusan menu olahan Sagu Meranti mencoba untuk memecahkan rekor tertinggi di Indonesia itu.
Terkait hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau, Fahmizal. Dikatakannya, penilaian sendiri akan dilakukan oleh pihak MURI dalam acara Riau Food Festival 2016 dengan tema “Sagu Meranti Menyapa Dunia” yang ditaja oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau, APJI, Dinas Penanamam Modal Provinsi Riau dan lainnya.Disitu sebanyak 70 orang ahli masak yang merupakan masyarakat asli Meranti, perwakilan 9 Kecamatan yang ada akan memasak langsung (Live Cooking) olahan Sagu, untuk Pemecahan rekor MURI Variasi Makanan dan Minuman Berbahan Sagu Terbanyak di Indonesia, tercatat sebanyak 300 macam makanan sampai minuman telah disiapkan ibu-ibu juru masak, ditambah 50 varian olahan Sagu lainnya akan disajikan oleh Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI) Riau.
Saat ditanya kepada Kadis Pariwisata Provinsi Riau, terkait seberapa besar peluang akan terpecahkannya rekor MURI Variasi Makanan dan Minuman Berbahan Sagu Terbanyak tersebut, Fahmizal sangat optimis. “Ya nantinya mereka (2 Perwakilan MURI) akan melakukan penilaian langsung terkait layak tidaknya masuk MURI. Yang jelas kita sangat optimis Rekor itu dapat diraih,” jelas Fahmi didampingi Kabag Humas Meranti Helfandi.
Menariknya, dalam acara itu, seperti dijelaskan pria yang akrab disapa Iin, Kabupaten Meranti juga menampilkan sebuah Pondokan yang mana keseluruhan bahan materialnya terbuat batang sagu. Dindingnya dibuat dari Uyung Sagu (Kulit Batang), Pelepah, Bintit dan atapnya dari Rumbia (daun sagu). Di Meranti sendiri Pondokan yang lebih dikenal dengan sebutan Pojok Rokok ini, sengaja dibuat para petani sebagai tempat berehat di saat panen Sagu. “Ini sengaja kita tampilkan sebagai Icon agar masyarakat lainnya mengetahui Pojok Rokok Khas Meranti ini,” terang Kabag Humas.
Agar bangunan Pojok Rokok ini sesuai dengan aslinya, panitia sengaja mendatangkan para tokoh Sagu yang berasal dari Tebing Tinggi Timur, salah satu daerah penghasil Sagu terbanyak di Meranti. “Pembangunan Pojok Rokok ini diprakarsai langsung oleh para tokoh Sagu dari Tebing Tinggi Timur, karena kita menginginkan Pojok Sagu ini benar-benar tampak seperti aslinya dan bisa menjadi Icon,” ujar Kabag Humas.
Iapun berharap dengan diciptakannya ratusan menu olahan Sagu baik makanan maupun minuman dari Meranti ini selain mampu memecahkan Rekor MURI juga sebagai ajang memperkenalkan Sagu baik lokal, Nasional maupun Internasional. “Sesuai dengan tema acara ini, Sagu Meranti menyapa dunia benar-benar mendunia,” pungkasnya. (humas meranti/arif)